Hai Teman cerita
misteri nama saya
Riosyn. Masih
ingatkan dengan cerita nenek-
nenek di kamar gw? Saya udah
tiga kali mengirimkan cerita dan
cerita ke tiga ini saya mencoba
agar cerita saya yang ke tiga ini
bahasanya formal. Di cerita
nenek di kamar gw part 2 ini,
saya berniat untuk melanjutkan
ceritanya. Sebenarnya di lantai 2
rumah saya terdapat gudang
(bekas kamar saya. baca: nenek-
nenek di kamar gw).
Ketika suatu malam mami saya
berniat untuk merapikan gudang
di atas. Saya berpikir kenapa
mami nekat banget, saya bilang
kepada mami “Lebih baik lain kali
aja deh mi, merapikan
gudangnya" (memang mami saya
sering ke atas lantai dua untuk
sekedar merapikan tapi malam ini
entah kenapa perasaan saya
nggak enak). "Emang kenapa yo,
udah mami mau ke atas” kata
mami saya. ”Iya tapi saya ikut ke
atas” kata saya. ”Udah nggak
apa-apa, kamu lebih baik temani
adikmu nonton TV. Kamu tau kan
adik mu penakut gitu”. Setelah
itu mami saya ke atas.
Selang berapa lama perasaan
saya nggak enak tiba-tiba ada
yang ganjil, saya dan adik saya
heran karena tidak ada suara
mami saya lagi(mami saya sering
nyanyi gitu kalau bersih”
hehe).saya mengajak adik saya
untuk naik ke atas, Ketika kami
naik ke atas, kami melihat mami
saya sedang berdiri tapi
menghadap tembok. Saya
memanggilnya berkali-kali tetapi
tidak dijawab. Tiba-tiba mami
saya tertawa dengan keras
layaknya kuntilanak sedang
tertawa. WOOOHHIIIIII!!!! Gila,
ketawa mami saya seram
banget!!!.
Tapi tiba-tiba saya mendengar
suara motor. Untung papi saya
pulang dengan seorang pak
ustadz (ternyata papa saya
habis dari rumah pak ustadz
untuk memanggil pak ustadz
sekedar membacakan doa dan
tips untuk rumah saya agar
terhindar dari gangguan dan lain
sebagainya). Kami langsung saja
berlari menuju papi dan pak
ustadz dan menceritakan
keadaan mami di atas. Lansung
saja kami menuju ke atas tempat
mami berada.
Karena ketakutan saya dan adik
saya mundur beberapa langkah
(cari aman hehe), sementara
papi saya dan pak ustadz yang
mengusir itu setan. Seketika
langsung mama saya pingsan dan
di belakangnya ada sesuatu yang
saya tak akan ingin melihatnya
lagi, "NENEK-NENEK" dengan muka
pucat mata mata merah dan
rambutnya acak-acakan dan
panjang sampai menyentuh
lantai.
ASTAGHFIRRULLAH, saya ingin
berteriak tapi rasanya mulut
saya terkunci, lalu Nenek-nenek
itu pergi dengan terbang
meninggalkan kami (sejak di situ
saya tau itu sejenis kuntilanak
ternyata weh sereem aah).
Semenjak itu rumah saya
mengadakan selamatan di atas
gudang, saya tidak tau
bertujuan untuk apa, tapi
sangat membawa dampak positif
sampai saat ini, hantu nenek itu
sudah tak ada lagi dan tak
menggangu lagi AlHAMDULILLAH.
Sekian cerita saya bila ada kritik
dan saran tolong di sampaikan.
TERIMA KASIH
“RIOSYN”